Minggu, 28 Februari 2016

Muhammad al-Fatih adalah salah seorang raja atau sultan Kerajaan Utsmani yang paling terkenal. Ia merupakan sultan ketujuh dalam sejarah Bani Utsmaniah. Al-Fatih adalah gelar yang senantiasa melekat pada namanya karena dialah yang mengakhiri atau menaklukkan Kerajaan Romawi Timur yang telah berkuasa selama 11 abad.

Sultan Muhammad al-Fatih memerintah selama 30 tahun. Selain menaklukkan Binzantium, ia juga berhasil menaklukkan wilayah-wilayah di Asia, menyatukan kerajaan-kerajaan Anatolia dan wilayah-wilayah Eropa, dan termasuk jasanya yang paling penting adalah berhasil mengadaptasi menajemen Kerajaan Bizantium yang telah matang ke dalam Kerajaan Utsmani.

Karakter Pemimpin Yang Ditanamkan Sejak Kecil


Muhammad al-Fatih dilahirkan pada 27 Rajab 835 H/30 Maret 1432 M di Kota Erdine, ibu kota Daulah Utsmaniyah saat itu. Ia adalah putra dari Sultan Murad II yang merupakan raja keenam Daulah Utsmaniyah.

Sultan Murad II memiliki perhatian yang besar terhadap pendidikan anaknya. Ia menempa buah hatinya agar kelak menjadi seorang pemimpin yang baik dan tangguh. Perhatian tersebut terlihat dari Muhammad kecil yang telah menyelesaikan hafalan Alquran 30 juz, mempelajari hadis-hadis, memahami ilmu fikih, belajar matematika, ilmu falak, dan strategi perang. Selain itu, Muhammad juga mempelajari berbagai bahasa, seperti: bahasa Arab, Persia, Latin, dan Yunani. Tidak heran, pada usia 21 tahun Muhammad sangat lancar berbahasa Arab, Turki, Persia, Ibrani, Latin, dan Yunani, luar biasa!

Walaupun usianya baru seumur jagung, sang ayah, Sultan Murad II, mengamanati Sultan Muhammad memimpin suatu daerah dengan bimbingan para ulama. Hal itu dilakukan sang ayah agar anaknya cepat menyadari bahwa dia memiliki tanggung jawab yang besar di kemudian hari. Bimbingan para ulama diharapkan menjadi kompas yang mengarahkan pemikiran anaknya agar sejalan dengan pemahaman Islam yang benar.

Menjadi Penguasa Utsmani


Sultan Muhammad II diangkat menjadi Khalifah Utsmaniyah pada tanggal 5 Muharam 855 H bersamaan dengan 7 Febuari 1451 M. Program besar yang langsung ia canangkan ketika menjabat sebagai khalifah adalah menaklukkan Konstantinopel.

Langkah pertama yang Sultan Muhammad lakukan untuk mewujudkan cita-citanya adalah melakukan kebijakan militer dan politik luar negeri yang strategis. Ia memperbarui perjanjian dan kesepakatan yang telah terjalin dengan negara-negara tetangga dan sekutu-sekutu militernya. Pengaturan ulang perjanjian tersebut bertujuan menghilangkan pengaruh Kerajaan Bizantium Romawi di wilayah-wilayah tetangga Utsmaniah baik secara politis maupun militer.


Menaklukkan Bizantium


Sultan Muhammad II juga menyiapkan lebih dari 4 juta prajurit yang akan mengepung Konstantinopel dari darat. Pada saat mengepung benteng Bizantium banyak pasukan Utsmani yang gugur karena kuatnya pertahanan benteng tersebut. Pengepungan yang berlangsung tidak kurang dari 50 hari itu, benar-benar menguji kesabaran pasukan Utsmani, menguras tenaga, pikiran, dan perbekalan mereka.

Pertahanan yang tangguh dari kerajaan besar Romawi ini terlihat sejak mula. Sebelum musuh mencapai benteng mereka, Bizantium telah memagari laut mereka dengan rantai yang membentang di semenanjung Tanduk Emas. Tidak mungkin bisa menyentuh benteng Bizantium kecuali dengan melintasi rantai tersebut.

Akhirnya Sultan Muhammad menemukan ide yang ia anggap merupakan satu-satunya cara agar bisa melewati pagar tersebut. Ide ini mirip dengan yang dilakukan oleh para pangeran Kiev yang menyerang Bizantium di abad ke-10, para pangeran Kiev menarik kapalnya keluar Selat Bosporus, mengelilingi Galata, dan meluncurkannya kembali di Tanduk Emas, akan tetapi pasukan mereka tetap dikalahkan oleh orang-orang Bizantium Romawi. Sultan Muhammad melakukannya dengan cara yang lebih cerdik lagi, ia menggandeng 70 kapalnya melintasi Galata ke muara setelah meminyaki batang-batang kayu. Hal itu dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, tidak sampai satu malam.

Di pagi hari, Bizantium kaget bukan kepalang, mereka sama sekali tidak mengira Sultan Muhammad dan pasukannya menyeberangkan kapal-kapal mereka lewat jalur darat. 70 kapal laut diseberangkan lewat jalur darat yang masih ditumbuhi pohon-pohon besar, menebangi pohon-pohonnya dan menyeberangkan kapal-kapal dalam waktu satu malam adalah suatu kemustahilan menurut mereka, akan tetapi itulah yang terjadi.

Peperangan dahsyat pun terjadi, benteng yang tak tersentuh sebagai simbol kekuatan Bizantium itu akhirnya diserang oleh orang-orang yang tidak takut akan kematian. Akhirnya kerajaan besar yang berumur 11 abad itu jatuh ke tangan kaum muslimin. Peperangan besar itu mengakibatkan 265.000 pasukan umat Islam gugur. Pada tanggal 20 Jumadil Awal 857 H bersamaan dengan 29 Mei 1453 M, Sultan al-Ghazi Muhammad berhasil memasuki Kota Konstantinopel. Sejak saat itulah ia dikenal dengan nama Sultan Muhammad al-Fatih, penakluk Konstantinopel.

Saat memasuki Konstantinopel, Sultan Muhammad al-Fatih turun dari kudanya lalu sujud sebagai tanda syukur kepada Allah. Setelah itu, ia menuju Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan menggantinya menjadi masjid. Konstantinopel dijadikan sebagai ibu kota, pusat pemerintah Kerajaan Utsmani dan kota ini diganti namanya menjadi Islambul yang berarti negeri Islam, lau akhirnya mengalami perubahan menjadi Istanbul.

Selain itu, Sultan Muhammad al-Fatih juga memerintahkan untuk membangun masjid di makam sahabat yang mulia Abu Ayyub al-Anshari radhiallahu ‘anhu, salah seorang sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang wafat saat menyerang Konstantinopel di zaman Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan radhiallahu ‘anhu.

Apa yang dilakukan oleh Sultan Muhammad tentu saja bertentangan dengan syariat, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

أَلاَ وَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ كَانُوْا يَتَّخِذُوْنَ قُبُوْرَ أَنْبِيَائِهِمْ وَصَالِحِيْهِمْ مَسَاجِدَ، أَلاَ فَلاَ تَتَّخِذُوا الْقُبُوْرَ مَسَاجِدَ، إِنِّي أَنْهَاكُمْ عَنْ ذَلِكَ.

“… Ketahuilah, bahwa sesungguhnya umat-umat sebelum kamu telah menjadikan kuburan Nabi-Nabi mereka sebagai tempat ibadah, tetapi janganlah kamu sekalian menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah, karena aku benar-benar melarang kamu melakukan perbuatan itu.” (HR. HR. Muslim no.532)

Kekeliruan yang dilakukan oleh Sultan Muhammad tidak serta-merta membuat kita menafikan jasa-jasanya yang sangat besar. Semoga Allah mengampuni kesalahan dan kekhilafannya beliau rahimahullah.

Setelah itu rentetat penaklukkan strategis dilakukan oleh Sultan Muhammad al-Fatih; ia membawa pasukannya menkalukkan Balkan, Yunani, Rumania, Albania, Asia Kecil, dll. bahkan ia telah mempersiapkan pasukan dan mengatur strategi untuk menaklukkan kerajaan Romawi di Italia, akan tetapi kematian telah menghalanginya untuk mewujudkan hal itu.

Peradaban Yang Dibangun Pada Masanya


Selain terkenal sebagai jenderal perang dan berhasil memperluas kekuasaan Utsmani melebihi sultan-sultan lainnya, Muhammad al-Fatih juga dikenal sebagai seorang penyair. Ia memiliki diwan, kumpulan syair yang ia buat sendiri.

Sultan Muhammad juga membangun lebih dari 300 masjid, 57 sekolah, dan 59 tempat pemandian di berbagai wilayah Utsmani. Peninggalannya yang paling terkenal adalah Masjid Sultan Muhammad II dan Jami’ Abu Ayyub al-Anshari


Wafatnya Sang Penakluk


Pada bulan Rabiul Awal tahun 886 H/1481 M, Sultan Muhammad al-Fatih pergi dari Istanbul untuk berjihad, padahal ia sedang dalam kondisi tidak sehat. Di tengah perjalanan sakit yang ia derita kian parah dan semakin berat ia rasakan. Dokter pun didatangkan untuk mengobatinya, namun dokter dan obat tidak lagi bermanfaat bagi sang Sultan, ia pun wafat di tengah pasukannya pada hari Kamis, tanggal 4 Rabiul Awal 886 H/3 Mei 1481 M. Saat itu Sultan Muhammad berusia 52 tahun dan memerintah selama 31 tahun. Ada yang mengatakan wafatnya Sultan Muhammad al-Fatih karena diracuni oleh dokter pribadinya Ya’qub Basya, Allahu a’lam.

Tidak ada keterangan yang bisa dijadikan sandaran kemana Sultan Muhammad II hendak membawa pasukannya. Ada yang mengatakan beliau hendak menuju Itali untuk menaklukkan Roma ada juga yang mengatakan menuju Prancis atau Spanyol.

Sebelum wafat, Muhammad al-Fatih mewasiatkan kepada putra dan penerus tahtanya, Sultan Bayazid II agar senantiasa dekat dengan para ulama, berbuat adil, tidak tertipu dengan harta, dan benar-benar menjaga agama baik untuk pribadi, masyarakat, dan kerajaan.

Semoga Allah membalas jasa-jasamu wahai Sultan Muhammad al-Fatih…

Banyak bukti sejarah baik tertulis atau relief, yang menegaskan bahwa selama berabad-abad umat Islam menjadi role model perabadan dunia. Di antaranya adalah ada seorang ilmuan Islam melakukan riset tentang dunia penerbangan. Apa yang ilmuan Islam lakukan pada masa itu adalah terobosan dan eksplorasi pertama dalam dunia kedirgantaraan.

Orang yang pertama merobek sekat-sekat kejumudan dalam bidang ini adalah seorang muslim yang bernama Abbas bin Firnas. Ibnu Firnas menguasai banyak cabang ilmu pengetahuan. Ia suka menyibukkan diri dengan hal-hal baru. Dalam banyak manuskrip sejarah Andalusia, diceritakan bahwa Ibnu Firnas adalah seorang yang bersemangat dalam mempelajari hikmah, filsafat, matematika, dan kedokteran. Ia juga suka dengan ilmu falak. Dan unggul dalam bidang Kimia, Teknik, dan Arsitektur.

Kaum muslimin di Andalusia masa itu tengah gandrung dengan Ilmu Kedokteran dan Kimia. Abbas bin Firnas mencoba sesuatu yang baru, aerodinamika.

Mengenal Abbas bin Firnas


Dia adalah Abu al-Qasim, Abbas bin Firnas bin Wirdas at-Takurini al-Andalusi al-Qurthubi. Ia merupakan seorang penemu dari Andalusia. Seorang filsuf dan juga penyair. Ia dibina dan dididik di kota ilmu dan ulama, Takurina di wilayah Kordoba.

Sejarawan tidak menyebutkan detil tentang kelahirannya. Hanya saja ia disebut hidup pada abad ke-2 sampai ke-3 Hijriyah. Ia hidup di masa kekhalifahan bani Umayyah II. Pada masa Khalifah al-Hakam I, Abdurrahman II, dan Muhammad I, yang hidup pada abad ke-9 Masehi.

Abbas bin Firnas menyandang kedudukan sebagai penyair kerajaan di ibu kota Kordoba. Ia merupakan sosok yang langka. Amat perhatian dengan matematika, ilmu falak, fisika, dan terkenal dengan riset tentang penerbangan. Ia adalah pilot pertama di dunia.

Para ahli sejarah sepakat, Abbas bin Firnas wafat pada tahun 887 M di umur yang ke 80 tahun.

Di masa hidupnya, Abbas tumbuh di pusat ilmu dan penemu. Ia tumbuh besar di Kota Kordoba, kota yang menjadi tujuan orang-orang Arab dan non-Arab untuk menimba ilmu pengetahuan dengan berbagai macam jurusannya.

Abbas bin Firnas memulai petualangannya dalam ilmu pengetahuan dengan mempelajari Alquran di Kuttab wilayah Takurina. Setelah itu barulah ia turut serta belajar di Masjid Kordoba untuk memperoleh pengetahuan Islam yang lebih luas. Fase belajar berikutnya, ia mulai mengadakan disukusi dan dialog, mengadakan seminar dan ceramah, dalam berbagai cabang ilmu syair, sastra, dan bahasa Arab.

Ia dikenal sebagai seorang sastrawan dan penyair Andalusia. Para pakar bahasa duduk bersamanya untuk belajar cabang-cabang ilmu bahasa Arab. Seperti: ilmu badi’, bayan, dan ilmu-ilmu balaghah lainnya.

Selain dikenal sebagai seorang ahli bahasa dan penyair yang handal, Ibnu Firnas juga menonjol dalam ilmu falak, kedokteran, dan penemu dalam berbagai bidang. Ia juga seorang ahli matematika dan Kimia.

Abbas bin Firnas adalah seorang yang sangat cerdas. Ia mampu memparalelkan satu cabang ilmu yang ia kuasai dengan cabang ilmu lainnya. Sehingga masing-masing ilmu itu memiliki keterkaitan, memberikan kajian yang lebih luas, dan lebih terasa manfaatnya secara ril. Misalnya, ilmu Kimia yang ia pelajari sangat membantunya dalam memahami detil pembuatan obat (farmasi), kedokteran, dan penerbangan. Ia memberikan sumbangsih pengetahuan yang begitu besar bagi ilmuan-ilmuan setelahnya. Para ilmuan di zamannya mengatakan, “Ia adalah seorang pakar dari para pakar. Unggul dari para koleganya dalam ilmu eksak, Kedokteran, Kimia, Teknik, Industri, dan para pakar sastra. Ia adalah seorang pionir yang mengejawantahkan sebuah teori menjadi riset dan praktik. Karena itulah, ia layak digelari dengan seorang maestronya Andalusia”.


Seorang Dokter Sekaligus Apoteker


Kajian Abbas bin Firnas meliputi ilmui Farmasi dan Kedokteran. Ia mampu mensinergikan kedua ilmu ini sehingga saling memanfaatkan satu dengan yang lain. Ia berpegang pada prinsip klasik kesehatan, mencegah lebih baik dari mengobati. “Satu ons pencegahan lebih baik dari satu kwintal pengobatan”, katanya.

Mungkin Anda bisa sebut Abbas seorang herbalis. Karena ia mempelajari benda-benda padat, pohon-pohon, dan juga tumbuh-tumbuhan untuk pengobatan. Ia mengadakan kajian dan diskusi bersama para dokter dan apoteker, mencari solusi tentang kesehatan badan dan menjaga dari penyakit.

Bani Umayyah II di Andalusia mengangkatnya sebagai dokter istana setelah menyeleksi beberapa dokter terkenal lainnya. Ia memiliki kualifikasi dokter yang luar biasa dalam hikmah, metode pengobatan, cara penyampaian, upaya pencegahan, dan kemampuan mengklasifikasikan makanan-makanan yang dapat berdampak penyakit.

Abbas bin Firnas tidak taklid dengan hasil riset orang lain. Ia belum puas sebelum melakukan penelitian sendiri. Oleh karena itulah, ia dikenal sebagai sosok yang senantiasa melakukan praktik dari teori-teori yang ia kaji, dalam setiap ilmu. Terutama Ilmu Kedokteran dan Farmasi. Lebih khusus lagi dalam bidang herbal.


Jasa dan Peninggalan Ibnu Firnas


Pertama: al-Miqat. Abbas bin Firnas membuat sebuah alat untuk mengetahui waktu. Semcam jam.

Kedua: al-Munaqalah. Yaitu sebuah alat hitung atau kalkulator di zaman itu.

Ketiga: Dzatul Halqi. Adalah astrolabe, yakni sebuah komputer astronomi yang sangat kuno untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan waktu, posisi matahari, dan bintang-bintang di langit.

Keempat: al-Qubah as-Samawiyah (planetarium). Planetarium adalah sebuah teater yang dibangun untuk menyajikan pertunjukan edukatif sekaligus hiburan tentang astronomi dan langit malam. Atau untuk pelatihan navigasi langit

Kelima: Membuat kaca dari batu dan pasir. Sejarawan sepakat bahwa Abbas bin Firnas adalah orang pertama di Andalusia yang mencetuskan ide industri kaca dari batu dan pasir. Dan Andalusia adalah wilayah termaju di Eropa saat itu.


Ilmu Penerbangan


Abbas binf Firnas telah melakukan banyak riset dan penelitian. Ia telah mengkaji masa benda ketika dihadapkan dengan udara dan pengaruh tekanan udara terhadap benda di ruang hampa uadara. Berbekal dari penguasaan ilmu eksak, matematika, dan kimia, ia terus mengkaji masa benda. Sampai akhirnya ia melakukan eksperim menerbangkan diri.

Ibnu Firnas memakai semacam sayap burung lengkap dengan bulu-bulunya yang terbuat dari sutra. Yang telah ia hitung mampu menahan berat tubuhnya. Setelah persiapan dirasa cukup, ia mengumumkan bahwa dirinya akan melakukan percobaan terbang.

Orang-orang pun berkumpul di pusat Kota Kordoba untuk menyaksikan pementasan dengan bintang tunggal, Abbas bin Firnas. Seorang manusia akan terbang seperti burung-burung melangkahi bangunan-bangunan Kordoba. Ibnu Firnas menapak, menaiki tempat tinggi untuk memulai aksinya. Ia kibaskan kedua sayapnya menepak udara. Lalu ia terbang. Melayang jauh dari tempat bertolak. Orang-orang menyaksikan peristiwa itu penuh dengan rasa takjub. Sampai akhirnya Ibnu Firnas mendarat.

Ibnu Firnas telah membuktikan bahwa benda padat bisa melayang di udara. Ia mampu menjadikan tubuhnya ringan dan menolak gravitasi bumi. Ketika ia meloncat dari tempat yang tinggi udara membawanya. Teori-teori dan praktik ini, kemudian terus dikembangkan menjadi penerbangan modern saat ini.

Pengakuan Barat Terhadap Ibnu Firnas


Sejarawan Amerika, Ellen White, menulis sebuah kajian yang diterbitkan dalam jurnal teknologi dan budaya tahun 1960, ia berpendapat pelopor penerbangan pertama di Eropa adalah Eilmer of Malmesbury.

Eilmer melakukan penerbangan saat melarikan diri dari salah satu penjara di Inggris. Ia melakukan percobaan penerbangan itu di awal abad ke-11 M. Ia membuat sayap dari bulu-bulu, lalu mengikatkannya di lengan dan kakinya, kemudian terbang dalam jarak tertentu. Namun ia jatuh dan menderita patah kaki. Aksinya itu terjadi di awal tahun 1010 M. Ellen White menyatakan apa yang dilakukan Eilmer ini bukan terinspirasi mitologi Yunani kuno tentang Daedalus dan anaknya, Ikarus. Ia mengikuti kajian ilmiah yang dilakukan oleh Ibnu Firnas. Karena Ibnu Firnas menjadi satu-satunya rujukan dalam dunia penerbangan di abad ke-11 M.

Namun sangat disayangkan, buku-buku ensiklopedi sejarah penerbangan hanya memunculkan nama Orville Wright (1877 – 1923 M) dan saudaranya Wilbur Wright (1867 -1912 M), sebagai pelopor dunia penerbangan. Mereka melupakan nama ilmuan muslim, Abbas bin Firnas, sebagai orang pertama yang mengadakan kajian manusia terbang melawan gravitasi bumi. Ibnu Firnas mencapai prestasinya pada abad ke-9, hampir 1000 tahunan sebelum Wright bersaudara melakukan penerbangan perdananya.

Capaian Ibnu Firnas tentu sesuatu yang ajaib di masa itu. Setelah itu, dunia penerbangan terus berkembang, Wright bersaudara dengan pesawat mesinnya hingga jadi seperti sekarang.

Pelajaran


Pertama: Umat Islam dahulu, mendahulukan Alquran sebelum segala sesuatu. Abbas bin Firnas mengenyam pendidikan Alquran sebelum mengenal yang lainnya. Kemudian mempelajari ilmu agama di masjid. Baru setelah itu, mempelajari ilmu yang menjadi passion-nya. Oleh karena itu, para orang tua jangan salah mengambil tahap pendidikan anaknya.

Kedua: Umat Islam adalah pelopor dalam praktik. Dulu, orang-orang Yunani hanya mencetuskan ide dari sebuah perenungan. Namun mereka tidak membuktikan kebenarannya dalam tataran praktik. Oleh karena itu, tidak ada inovasi dan penemuan. Berbeda dengan umat Islam, sebuah teori dijawantahkan dengan sebuah praktik dan riset sehingga muncullah banyak penemuan-penemuan.

Ketiga: Umat Islam telah mengenal peradaban jauh sebelum Eropa dan Amerika mengenalnya. Jika Anda membaca sejarah Andalusia, Anda akan menemukan bagaimana kemegahan kotanya, keindahan bangunannya, kemodernan masyarakatnya, perkembangan ilmu pengetahuannya. Di sisi lain, Anda juga akan menemukan orang-orang Eropa masih tenggelam dalam kegelapan. Bacalah sejarah, bagaimana Ratu Isabella sangat ingin melihat Kota Granada sebelum mereka menaklukkannya hingga membahayakannya nyawanya. Karena apa? Karena tingginya peradaban kaum muslimin.

Benarlah firman Allah ﷻ

وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

“Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)” (QS:Ali Imran | Ayat: 140).
Past Continuous Tense disebut juga Past Progressive Tense - digunakan pada saat kita ingin mengungkapkan suatu kejadian yang sedang dilakukan dimasa yang lampau.

Contoh:
Saya sedang membaca sebuah buku saat itu.
(I was reading a book at that time).

Menyimak kalimat yang mengandung Past Continuous Tense diatas, kalimat [I was reading a book at that time] memberi kesan pada kita bahwa kejadian itu belum selesai (unfinished action atau incomplete action) yang terjadi dimasa lampau oleh karena tidak diketahui apa yang terjadi setelah membaca buku itu.

Past continuous tense sering dikaitkan dengan kejadian lain yang terjadi hampir bersamaan.

Contoh:
Saya sedang membaca sebuah buku ketika Andi mengetuk pintu.
(I was reading a book when Andi knocked the front door.)

Dari contoh diatas kita menemukan 2 kalimat:
1. Saya sedang membaca sebuah buku (Past Continuous Tense).
2. Andi mengetuk pintu. (Simple Past Tense)

Kedua kalimat itu terjadi secara hampir bersamaan. kejadian [sedang membaca] telah terjadi sebelum pintu diketuk dan masih terjadi pada saat pintu diketuk - yang keduanya terjadi dimasa lampau.

Contoh lainnya:
'... pada saat saya ngobrol dengan teman saya, sejenak saya teringat kejadian dimasa lalu pada jam sekarang, tanggal sekarang, hari sekarang, saya pernah berbaring dipantai kuta bali dimasa lampau.'

Kemudian, dari cerita tersebut saya berkata:
'Hari ini hari minggu. Saya jadi teringat kejadian tahun lalu. Waktu itu, saya tengah berbaring di pantai Kuta di Bali. Lalu, seseorang menghampiri saya.

Sesuai konteks kejadian diatas, maka kita gunakan kalimat Past continuous tense:

Last year, at this time, I was lying on Kuta beach in Bali.

Kemudian kejadian lain yang terjadi secara hampir bersamaan pada saat kejadian [sedang berbaring] terjadi:

Last year, at this time, I was lying on Kuta beach in Bali when someone came to me.

Dari kalimat terakhir kita menemukan 2 kalimat berbeda:
1. Past continuous tense (I was lying on Kuta beach ...)
2. Past Simple atau Simple Past Tense (Someone came to me)

Pola Kalimat Past Continuous Tense

Subject + Was/Were + Past Participle

Kalimat Past Continuous Tense membutuhkan Kata Bantu BE (Auxiliary) dalam bentuk Past atau Be-Past berupa: [Was] dan [Were], dimana Kata Bantu:

was => untuk subject I, She, He dan It (atau padanannya)
were => untuk subject You, we dan they (atau padanannya).

Pola Kalimat Negative & Interrogative Past Continuous Tense

Dalam pembentukkan pola kalimat negative past continuous, hanya letakkan NOT dibelakang kata bantu (auxiliary) BE-PAST sehingga menjadi:

was not
were not

atau disingkat menjadi:

wasn't
weren't

Sama halnya dalam pola kalimat Nominal Simple Past Tense dibahasan yang lalu.

Subject + Was/Were + NOT + Past Participle 

Contoh:
I wasn't cooking at the time he called me last night.  I was watching TV program.
(Saya tidak sedang memasak saat dia menelponku kemarin malam. Saya justru sedang menonton program TV).

Dalam pembentukkan kalimat interrogative past continuous, letakkan BE-Past diawal kalimat atau didepan subject-nya.
Contoh:

Was/Were + Subject + Past Participle? 

Were you staying in and watching TV program when the man broke the window?
(Apakah kamu lagi dirumah dan nonton program TV waktu pria itu memecahkan jendela rumahmu?)

Kalimat Past Continuous tense sering sekali diikuti atau didahului oleh kalimat Simple Past. Ini bertujuan untuk memberikan informasi lengkap saat-saat sesuatu itu sedang terjadi dimasa lampau. Sehingga, kedudukan simple past dalam pola kalimat past continuous menjadi "suatu hal yang berfungsi untuk menekankan hal lain, indicator, determiner atau modifier" atau, kami sebut dengan "Determiner of Past Continous Tense".

Bergabungnya Past continuous dan Simple past sering dipisahkan atau didahului oleh kata penghubung (Conjunction) berupa:

when, while, at the time, dsb...
(bila diterjemahkan menjadi: ketika, pada saat, waktu, pada waktu, saat ...)

Contoh:
I was sitting under the tree when an apple fell on the table.
I closed the door while she was sleeping.



Past Perfect Tense dan Simple Past Tense memiliki Inti Kejadian yang sama yaitu sama-sama terjadi di masa lampau - Past Time. Akan tetapi, Past Perfect Tense memiliki 2 kejadian yang sama-sama terjadi dimasa lampau. Dua kejadian tersebut terjadi secara beriringan atau hampir bersamaan. Salah satu dari dua kejadian itu dapat terjadi lebih dulu dari yang lainnya.

Perhatikan Contoh Kalimat yang mengandung Past Perfect Tense dibawah ini:

Rino telah menutup tokonya ketika Andi datang.

Bila ditanyakan, kapan Rino menutup tokonya? dan kapan Andi datang? Jawabnya: kedua kejadian itu sama-sama terjadi dimasa lampau. Dalam hal ini, kejadian yang pertama kali terjadi adalah Rino telah menutup tokonya yang diikuti dengan kejadian Andi datang. Sekali lagi, kedua kejadian itu sama-sama terjadi dimasa lampau, hanya saja ada yang lebih dulu terjadi baru kejadian lain terjadi pula.

Seperti halnya present perfect tense, past perfect tense juga berbicara mengenai kejadian yang terjadi secara berulang-ulang. Hanya saja, kejadian berulang-ulang ini hanya terjadi dimasa lampau.
Misalnya:

Shinta telah mengikuti kursus tari setiap 1 bulan sekali.
(Shinta had taken a dance course every months).

Dalam hal ini, kejadian (mengikuti kursus tari) terjadi dimasa lampau dan diikuti kejadian yang sama tiap-tiap bulan secara berulang-ulang.

Kejadian berulang-ulang tersebut dapat diberi "akhir kejadian" yang juga terjadi dimasa lampau.
Misalnya - saat ini tahun 2016, kejadian berulang-ulang itu terjadi di tahun 2001, sehingga menjadi: -

Shinta telah mengikuti kursus tari setiap 1 bulan sekali hingga tahun 2001
(Shinta had taken a dance course every months until 2001).

Pola Kalimat Past Perfect Tense

Past perfect tense menggunakan kata bantu berbentuk HAD dalam pembentukkan kalimatnya. Had adalah kata lain Have/Has. Had dalam past perfect tense adalah bentuk Past-nya dari Have/Has. Bila kata bantu Have digunakan untuk subject [I], [You], [We] dan [They] dan kata bantu Has digunakan untuk subject [He], [She] dan [It], maka kata bantu Had digunakan untuk semua subject.

I had
You had
We had
They had
She had
He had
It had

Past Perfect Tense terdiri atas 2 bentuk pola kalimat, yakni:
Past Perfect bentuk Nominal
Past Perfect bentuk Verbal

Past Perfect dalam bentuk Nominal Sentence


Kalimat nominal adalah kalimat yang kata kerjanya berupa BE. Be dalam bentuk perfect tense - seperti yang telah kita ketahui pada bahasan present perfect tense - yakni: BEEN. Jadi, Been digunakan dalam kalimat nominal past perfect tense sebagai kata kerja structural (structural verb).

Subject + Had + Been + Complement

Contoh:
She had been in Bali.
I had been an artist.


Past Perfect dalam bentuk Verbal Sentence


Pada kalimat verbal past perfect tense, letakkan kata kerja bentuk ketiga atau kata kerja Past Participle setelah kata bantu HAD.

Subject + Had + Past Participle

Contoh:
We had gone to Singapore.
You had worked every saturday.

 Pembentukkan Kalimat Positive, Negative & Interrogative pada Past Perfect Tense
Seperti halnya kalimat yang mengandung tenses lainnya, Kata bantu memegang peranan penting dalam pembentukkan kalimat positive, negative dan interrogative dalam Bahasa Inggris.

Baik pada pola Nominal Past Perfect maupun Verbal Past Perfect, kata bantu HAD menjadi inti pembentukkannya dan selain dari hal ini, tidak ada perubahan atas kata kerja BE atau Past Participle yang mengikutinya.


Pola Kalimat Positive Past Perfect Tense

Nominal : Subject + Had + Been + Complement
Verbal: Subject + Had + Past Participle

Pola Kalimat Negative Past Perfect Tense

Nominal : Subject + Had + NOT + Been + Complement
Verbal: Subject + Had + NOT + Past Participle


Pola Kalimat Interrogative Past Perfect Tense

Nominal : Had  + Subject + Been + Complement (?)
Verbal: Had  + Subject + Past Participle (?)

Tambahan:
Sebagai pemisah antara satu kejadian dengan kejadian lainnya pada Past Perfect Tense ini, anda dapat menggunakan kata penghubung sebagai berikut:

When, Before, After, Since, Until, As soon as, dsb.

Contoh:
I had told him before he asked me.
Before I sold the picture to the strange man, I had offered it to my friends.
They came as soon as I had boiled the eggs.
We posted the letter after she had rejected us.
Linda had swum in the river since 1996.
When you came here, Tina had gone to Bandung.
She had been sick before you said you loved her.
Dilihat dari struktur kalimatnya, Past Future Tense tidak jauh berbeda dengan Simple Future atau Present Future Tense. Perbedaannya hanya terletak pada berubahnya kata bantu (present future auxiliary) [will] dan [shall] menjadi [would] dan [should]. Berikut ini adalah rincian pembahasan mengenai Past Future Tense beserta Contoh Kalimat, Rumus-rumusnya.

Definisi dan Kapan Menggunakan Kalimat Past Future Tense

Seperti bahasan pembuka diatas, past future tense dan simple future/present future tense - secara struktural - hanya berbeda dalam hal kata bantu (auxiliary). Dengan kata lain, [would] dan [should] adalah bentuk past atau bentuk lampaunya [will] dan [shall] :-

Simple Future/ Present Future Tense
Kata bantunya: WILL dan SHALL

Past Future Tense
Kata bantunya: Would dan Should.

1. Nominal Past Future Tense
Dalam bentuk/pola kalimat nominal, past future tetap menggunakan BE sebagai kata kerjanya.


(+) Subject + Would/Should + BE + Complement
Contoh:
I would be late.

(-) Subject + would not + should not + BE + Complement
Contoh:
I would not be late.

(?) Would/should + Subject + BE + Complement ?
Contoh:
Would you be late?

Catatan: [would not] dapat disingkat menjadi: [wouldn't] dan [should not] dapat disingkat menjadi: [shouldn't].


2. Verbal Past Future Tense
Dalam bentuk/pola kalimat verbal, past future tetap menggunakan Kata Kerja Bare-Infinitive sebagai kata kerjanya.

(+) Subject + Would/Should + Bare-Infinitive + Complement
Contoh:
I would come late.

(-) Subject + would not + should not + Bare-Infinitive + Complement
Contoh:
I would not come late.

(?) Would/should + Subject + Bare-Infinitive + Complement ?
Contoh:
Would you come late?

Tambahan:
Be going to adalah bentuk lain dari kata bantu future. Seperti halnya pada present future tense, past future tense juga menggunakan Be going to sebagai bentuk lain dari kata bantu future, hanya saja, [be] harus berbentuk past juga.

Pada Simple Future/Present Future Tense
is + going to
am + going to
are + going to

Pada Past Future:
was + going to
were + going to

Penggunaan [was] atau [were] bergantung pada subject.
Contoh:
I was going to come late.  (Verbal Past Future Tense)
I was going to be late. (Nominal Past Future Tense).

Kapan Past Future Tense Digunakan Dalam Suatu Kalimat Bahasa Inggris?
Past Future Tense mengandung suatu pernyataan atau rencana yang pernah diucapkan atau terjadi dimasa lampau (past time event). Akan tetapi tidaklah menjadi nyata diwaktu sekarang (present time). Jadi, bila kita ingin menyatakan suatu rencana kita yang pernah ada/terucap/dinyatakan/direncanakan dimasa lampau tapi tidak terjadi dimasa sekarang, maka kita menggunakan pola kalimat past future tense seperti diatas.

Bila present future tense ada kemungkinan akan berlanjut dimasa sekarang, maka past future tense tidak sama sekali.

Selain itu, past future tense seringkali dihubungkan dengan pola kalimat simple past tense seperti contoh berikut ini:

I would help you if you called me immediately.
dimana: -
I would help you immediately (past future tense) dan,
you called me (simple past tense).
Sehingga bila diterjemahkan menjadi:
(Saya akan membantumu jika kamu menelpon saya segera).

Lalu, apakah kejadian/rencana [saya akan membantumu] dan [kamu menelpon saya segera] pernah terjadi dimasa sekarang? Jawabannya. Tidak Samasekali, dan Bahkan, tidak pula pernah terjadi dimasa yang lampau.
Dengan demikian, secara singkat, Past future tense adalah salah satu bentuk kalimat yang mengandung pengandaian (berandai-andai) atau harapan/rencana yang tidak pernah terjadi/menjadi nyata.

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts